====== Selamat datang di Rara26aries.blogspot.com - Selamat membaca artikel yang ada. Semoga bermanfaat... ======
APABILA MENEMUKAN BROKEN LINK SEGERA HUBUNGI SALAH SATU KONTAK YANG TELAH DISEDIAKAN. TERIMA KASIH
BUDAYAKAN MEMBACA. SAAT INI TIDAK MELAYANI PERMINTAAN PENGIRIMAN EBOOK VIA EMAIL. SUDAH DISEDIAKAN LINK DOWNLOAD DAN TUTORIAL DOWNLOAD. TERIMA KASIH
UNTUK YANG BELUM MENGERTI CARA DOWNLOAD FILE DI BLOG INI, BISA LIHAT TUTORIAL DOWNLOAD DI SINI

2015/02/06

Pandangan Islam terhadap Penggunaan Hewan Uji dalam Penelitian Obat termasuk dalam Penelitian Jinten Hitam dan Madu

Assalamualaikum. Kali ini saya mau men-share sebuah tulisan :D
Tulisan ini dibuat dalam memenuhi tugas akhir Studi Islam III beberapa minggu yang lalu. Namun, saya tidak bisa menampilkan ayat dalam arabic. Mohon maaf. Selamat membaca. Semoga bermanfaat :)

Disebutkan dalam (QS Al-A’raaf: 10) bahwa: 
    “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

    Allah SWT telah mengkaruniakan kepada kita kekayaan alam untuk dimanfaatkan sebaik – baiknya demi kebaikan umat di muka bumi ini. Perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya dalam bidang kesehatan (pengobatan) mendorong umat muslim untuk tetap dapat mengobati penyakit dengan cara yang Islami

       Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit beserta obatnya dan Dia telah menjadikan setiap penyakit ada abatnya, maka berobatlah kalian dan jangan berobat dengan barang yang haram” (H.R. Abu Dawud). “Sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang ia haramkan atasmu” (H.R. Bukhari). Islam mengajarkan bagaimana adab berobat seorang muslim yang benar. Salah satunya, Islam melarang berobat dengan cara – cara yang mengandung nilai kemusyrikan dan bahan – bahan yang diharamkan. Contoh pengobatan yang dicontohkan Al-Qur’an dan Rasulullah SAW diantaranya ialah madu dan jinten hitam.  Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental, dan berasa manis, dihasilkan olehlebah dan serangga lainnya dari nektar bunga.

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS An-Nahl:69)

          Selain madu, contoh pengobatan yang dicontohkan oleh Al-Qur’an dan Nabi SAW yaitu Jinten Hitam atau (Habbatus saudah). Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu menggunakan habatussaudah karena sesungguhnya padanya terdapat penyembuhan bagi segala penyakit kecuali mati.” (H.R. Abi Salamah dari Abu Hurairah). Madu dan jintem hitam berdasarkan riset yang telah dilakukan, keduanya memiliki banyak manfaat. Seperti yang kita tahu, dalam perkembangan teknologi farmasi menimbulkan masalah yang lebih kompleks seperti kontroversi penggunaan hewan uji dalam suatu riset, teknologi transgenik, kloning, hingga mengenai dampak linngkungan hidup akibat banyak bertumbuhnya industri farmasi yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Islam sebagai agama yang sempurna dalam ajarannya telah mengajarkan kepada umatnya untuk tetap menyeimbangkan antara perkembangan teknologi dengan nilai-nilai ilahiyah, sehingga kerusakan dimuka bumi dapat terhindarkan. Allah SWT menciptakan sesuatu pasti ada manfaat dan tiada sia – sia, termasuk hewan. Disebutkan dalam Al-Qur’an:

Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfa'at, dan sebahagiannya kamu makan.” (QS An-Nahl: 5)

Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nahl: 7)

“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS An-Nahl: 8)

Disebutkan di atas bahwa Allah menciptakan hewan mempunyai banyak manfaat untuk manusia. Selain itu, dalam Al-Baqarah ayat 29:

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 29)

       Meskipun Allah SWT menciptakan hewan untuk dimanfaatkan dengan baik oleh manusia, namun Rasulullah SAW melarang memperlakukan binatang dengan baik. Islam tak hanya mengajarkan “akhlak” kepada manusia terhadap sesamanya, namun terhadap hewan pun kita juga harus mempunyai akhlak. Dalam hal ini, melakukan riset menggunakan hewan uji seringkali hewan uji diberi perlakuan seperti menyuntik (memberi obat), memberikan penyakit buatan, menyayat, dan yang lainnya. Terlihat hal tersebut merupakan sebuah penyiksaan terhadap hewan, namun pada hakikatnya saling berkaitan dua dasar (satu sama lain). Pertama, Allah SWT menciptakan segala sesuatu (bumi dan beserta isinya) untuk manusia hal tersebut terdapat dalam Firman-Nya (QS Al-Baqarah: 29). Maka, seluruh yang ada di bumi adalah untuk kemashlahatan manusia. Berdasarkan perspektif ini, menggunakan hewan sebagai bahan uji riset diperbolehkan.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali-Imran: 190-191).

          Namun, dalam perspektif lain Rasulullah SAW melarang umatnya untuk menyiksa binatang dan memerintahkan mebunuh dan menyembelih dengan cara yang baik. Jelas dalam riset termasuk penyiksaan terhadap binatang, namun tidak ada larangan yang tertulis dalam Al-Qur’an “penyiksaan” terhadap hewan untuk penelitian demi kemashlahatan yang lebih baik.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa membolehkan pengujian obat-obatan dalam hal ini madu dan jinten hitam yang terkait dengan penyelamatan nyawa (manusia) menggunakan hewan uji sebelum dinyatakan aman untuk digunakan pada manusia. Wallahua’lam.


Sekian. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Semoga artikel ini dapat menjadi cahaya yang akan menuntun kita ke Surga-Nya. Aamiin.
Wassalamualaikum, R!

Comments
0 Comments

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More